PETA TABUNGAN PERBANKAN

PETA TABUNGAN PERBANKAN

Oleh: Dinie Suryani1

Pendahuluan

Penghimpunan dana pihak ketiga berupa tabungan dalam jumlah besar merupakan hal yang amat berarti bagi bank, mengingat relatif lebih murahnya biaya bunga yang dikeluarkan oleh bank dibandingkan dengan biaya bunga deposito. Pasalnya, semakin besar porsi dana murah, semakin rendah pula biaya bunga yang harus dikeluarkan bank, dan pada akhirnya akan berujung pada makin tingginya keuntungan bank. Oleh karena itu, untuk mempertahankan dan meningkatkan perolehan tabungan, bank makin kreatif dalam menciptakan produk dalam upaya memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabah tabungannya. Beragam produk tabungan diluncurkan antara lain tabungan berhadiah, tabungan bisnis atau tabungan pendidikan.

Pada Agustus 2009 posisi penghimpunan dana tabungan perbankan mencapai Rp1,847 triliun, tumbuh 5,3 persen dibanding periode akhir 2008 atau tumbuh 21 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Di sisi lain, suku bunga tabungan terus mengalami penurunan. Pada Agustus 2008, suku bunga masih 3,23 persen dan pada Agustus 2009 turun menjadi 3,06 persen. Peningkatan tabungan yang terjadi di tengah kecenderungan penurunan suku bunga menunjukkan masih tingginya minat masyarakat untuk menanamkan dananya di tabungan.

Meskipun pertumbuhan tabungan pada tahun 2009 ini cukup besar, namun tingkat kesadaran masyarakat Indonesia masih relatif rendah dibanding dengan negara lain yang pendapatan perkapitanya hampir sama dengan Indonesia. Hal ini menjadi salah satu tantangan dan peluang dunia perbankan Indonesia agar dapat menghimpun dana tabungan masyarakat lebih besar lagi.

Peta Tabungan

Bank-bank milik pemerintah (Mandiri, BNI, BRI, dan BTN) masih mendominasi jumlah penghimpunan dana tabungan (45,5 persen). Kemudian diikuti oleh bank-bank swasta devisa (43,3 persen), dan sebagian kecil lainnya terbagi antara bank pembangunan daerah, bank campuran dan bank asing. Namun porsi bank BUMN mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir. Pada akhir tahun 2006 porsi bank BUMN mencapai lebih dari 48 persen. Sebaliknya bank swasta devisa dan bank asing justru meningkat.

1 Pengamat dan praktisi perbankan dari salah satu Bank BUMN

Tabel 1. Tabungan Perbankan Menurut Jenis Bank (Rp triliun)

Kelompok Bank 2005 2006 2007 Jun-08 Aug -08 2008 Jun-09 Aug-09 Bank Persero

136.36 160.53 208.52 222.72 213.06 237.45 238.56 236.01 Bank Swasta Devisa

122.69 141.34 184.45 188.34 190.71 203.17 220.33 224.72 Bank Swasta Non Devisa 2.12 2.38 3.19 3.43 3.30 3.38 3.77 3.97 BPD

17.11 25.01 33.21 28.09 28.39 37.50 32.12 32.56 Bank Campuran 0.38 1.22 1.47 1.79 1.54 3.02 4.55 5.14 Bank Asing 2.84 3.44 7.73 13.17 12.94 14.07 15.56 16.54 Total Perbankan

281.49

333.928

438.57

457.54

449.94

498.59

514.91

518.94

Sumber : Statistik Perbankan Indonesia (SPI)

Di kalangan 10 bank papan atas yang menguasai tabungan perbankan nasional,

sekitar 80 persen penghimpun tabungan terbesar dicapai oleh BCA kemudian disusul berturut-turut oleh Mandiri, BRI, dan BNI. Keempat bank tersebut menguasai dua per tiga pasar tabungan.

Tabel 2. Tabungan 10 Bank Terbesar (Rp T)

Nama Bank 2005 2006 2007 Jun-08 2008 Jun-09 BCA 63.56 71.57 94.73 96.61 105.39 113.30 Mandiri 45.17 54.61 81.54

88.52 89.61 91.11 BRI 49.37 58.31 72.27 76.47 88.06 88.60 BNI

36.47 38.52 48.15 50.03 52.36 51.49 CIMB Niaga 4.71 5.37 6.79 7.14 17.97 17.64 Danamon 8.55 9.71 11.40 12.62 12.85 13.19 BII 5.07 5.61 7.16 6.84 10.38 13.19 Panin 3.86 5.29 7.55 7.50 8.06 9.32 Permata 4.75 6.05 7.21 7.67 7.38 7.36 BTN

5.51

6.06

7.34 7.21 7.05 7.83 Total 10 bank

281.49

333.93

438.58

457.54

498.59

514.91

Sumber : Statistik Perbankan Indonesia (SPI)

Grafik 4. Share Tabungan Menurut Propinsi

Sumber : Statistik Ekonomi Daerah (SEKDA)

Jika dilihat per propinsi, posisi akhir tahun 2007, tabungan perbankan nasional terkonsentrasi di 13 propinsi dengan porsi mencapai kurang dari 84 persen. Sementara 16 persen sisanya tersebar di 18 propinsi lainnya. Pada Agustus 2009, konsentrasi tabungan perbankan masih tetap pada 13 propinsi yang sama, namun porsinya mengalami peningkatan menjadi 85 persen. Enam propinsi di Jawa dan Bali menguasai lebih dari dua per tiga pasar tabungan nasional. Propinsi-propinsi tersebut juga mengalami peningkatan market share dibandingkan propinsi lainnya. Peningkatan market share tabungan di Jawa dan Bali terkait dengan meningkatnya aktivitas perekonomian yang memang merupakan pusat kegiatan bisnis di Indonesia.

Jadi bank manapun yang mampu memenangkan persaingan di hanya 6 propinsi di Jawa dan Bali, dipastikan akan menjadi penguasa pasar tabungan nasional. Namun bukan berarti propinsi lain tidak memiliki peluang untuk meningkatkan tabungan. Justru banyak propinsi di luar 6 propinsi utama ini memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dan memberi peluang bagi perbankan untuk menggarapnya secara lebih optimal.

Jika dilihat lebih lanjut selama semester I/2009, tabungan di kota besar yang meningkat tajam, yakni sekitar 9-11 persen adalah Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Surabaya, Kota Bekasi, Kota Bandung, dan Kota Yogya. Kota-kota lainnya juga meningkat namun tidak setinggi pertumbuhan kota–kota yang disebutkan tadi. Hal ini makin menguatkan dugaan bahwa tabungan perbankan hanya terkonsentrasi di kota-kota besar terkait dengan makin terpusatnya kegiatan ekonomi.

Strategi Peningkatan Tabungan

Beberapa strategi peningkatan tabungan yang cukup berhasil yang dilakukan oleh beberapa bank besar antara lain :

1. Pemasaran produk yang baik

Salah satu contoh program tabungan yang fenomenal adalah Untung Beliung BRI. Program tersebut baru diluncurkan pada 2007 dan mengakibatkan pertumbuhan tabungan yang sangat signifikan. Pada akhir 2006, tabungan BRI baru mencapai Rp58,31 triliun, namun pada akhir 2008 telah mencapai Rp88,08 triliun atau tumbuh 22,9 persen per tahun, pertumbuhan yang cukup fantastis.

Jika dilihat lebih dalam, sebenarnya produk tabungan BRI sama saja dengan bank lain. Yang berbeda hanya dalam hal pengemasan program pemasaran produk tabungan. “The Magic Words” Untung Beliung BRI adalah “Menang Berkali-kali” yang digunakan untuk menggaet calon nasabah lebih banyak lagi. Jika nasabah menambah jumlah tabungan dan menambah point reward, mereka akan berkesempatan menang tiga kali dalam satu periode program. Kesempatan pertama, meraih undian senilai Rp20 juta,

kesempatan kedua, mendapatkan mobil Nissan X-Trail dan kesempatan ketiga memperoleh grand prize mobil Range Rover Sport.

Berdasarkan riset AC Nielsen, brand awareness publik terhadap BRI dan produk tabungannya (Britama) meningkat pesat, yakni 93 persen. Dampak lainnya terlihat pada peningkatan top of mind (TOM) produk Britama yang saat ini berada di urutan ke-2 setelah Tahapan BCA. Sebelumnya, TOM Britama hanya menempati urutan ke-5 atau ke-6. Di samping itu, acara BRI di salah satu stasiun TV dan program membirukan kota dengan Untung Beliung Britama di 14 kota juga ikut memperkuat citra merek bank ini. Waktu untuk melakukan promo pun dipilih antara April-Mei dan sebelum Ramadan, dengan pertimbangan pada periode tersebut bank jarang melakukan promo, umumnya bank melakukan promo pada awal tahun.

2. Peran Nasabah Yang Loyal

Nasabah yang loyal biasanya menjadi customer based yang baik bagi bank untuk terus berkembang. Survei “Indonesian Bank Loyalty Index (IBLI) 2009” menempatkan BCA, Mandiri, dan BNI sebagai tiga besar dan meraih predikat terbaik dalam pencapaian loyalitas nasabah di kelas tabungan. Bahkan BCA lima tahun berturut-turut menduduki peringkat pertama. Sementara itu, Mandiri kokoh di tempat kedua selama dua tahun terakhir, dan BNI menduduki peringkat ketiga setelah tahun sebelumnya menduduki pe-ringkat keenam.

Seperti telah diketahui produk Tahapan yang selama ini menjadi payung produk tabungan BCA telah terbukti memiliki nasabah yang loyal. BCA terus menjaga loyalitas nasabahnya dengan melakukan inovasi produk secara terus menerus dan berkelanjutan dengan basis Tahapan. Peluncuran produk terbaru yang cukup sukses adalah produk Flazz (kartu debet yang dapat diisi ulang) setelah sebelumnya kartu Paspor BCA.

Akan tetapi, loyalitas tidak hanya dari nasabah. Nasabah yang loyal saja tidak cukup. Bank juga harus loyal kepada para nasabahnya. Ada tiga strategi yang dilakukan BCA untuk tetap loyal kepada para nasabahnya. Pertama, mengenal nasabah lebih dalam. Kedua, memahami kebutuhan nasabah. Ketiga, memberikan solusi terbaik dalam bertransaksi kepada nasabah. Selain itu, kemudahan, inovasi, dan kreativitas dalam pengembangan produk tabungan yang mempermudah akses bagi nasabah, merupakan kunci utama keberhasilan tabungan BCA.

BCA dibayangi Mandiri di posisi nomor dua. Pergerakan Mandiri di pasar tabungan sangat pesat. Kenaikan tabungan Bank Mandiri disebabkan strategi yang dijalankan selalu mensyaratkan agar setiap debitor korporasi membuka rekening tabungan bagi karyawannya untuk pembayaran gaji (payroll).

Menurut Direktur Utama Mandiri Agus Martowardojo, agar nasabah tetap loyal, bank harus tahu betul kebutuhan riil nasabah. Untuk itu bank dituntut selalu inovatif agar

produk dan layanannya bisa memenuhi kebutuhan nasabah. Mandiri berkomitmen bahwa pelayanan kepada nasabah harus bisa di-deliver pada produk dan pelayanan itu sendiri di tingkat cabang. Hal yang tidak mudah memang. Dalam tiga tahun terakhir, Mandiri telah membuktikannya dan telah terjadi perubahan dalam pelayanan. Fokus utama Mandiri adalah produk dan pelayanan itu harus melebihi ekspektasi nasabah.

Perlu digarisbawahi, loyalitas nasabah kini menjadi sangat penting. Nasabah perlu

didengar keinginan riilnya agar tidak pindah ke lain hati. Belajar dari krisis keuangan global lalu, bank-bank tentunya sangat memerlukan nasabah yang loyal yang bisa menjadi

customer based yang baik. Untuk itu, program-program loyalitas yang dilakukan bank-

bank, seperti hadiah undian dan mobil untuk tabungan serta point reward dan program

diskon setidaknya dapat membuat nasabah melakukan banyak hal untuk bank bersangkutan. Nasabah yang loyal dan akan menjadi customer based yang baik setidaknya akan melakukan transaksi dengan berulang-ulang dan juga akan menggunakan produk yang lain.

Nasabah yang loyal dapat juga menjadi pemasar yang jempolan dengan

mereferensikan bank tempatnya bertransaksi kepada nasabah lainnya. Lebih penting dari itu, nasabah yang loyal tidak akan pindah ke lain hati. Mereka kebal terhadap ajakan pindah bank-bank lain.

Kesimpulan

Saat ini nasabah/panabung tidak lagi menganggap bunga sebagai f

aktor

terpenting dalam menyimpan dana terutama tabungan, tetapi lebih kepada kemudahan dan kenyamanan dalam bertransaksi merupakan hal yang lebih penting ketimbang bunga. Hanya bank-bank besar tampaknya yang mampu menyediakan berbagai kemudahan transaksi yang dianggap terbaik.

Masih tingginya kemampuan beberapa bank besar untuk terus meningkatkan

tabungannya, menunjukkan pasar tabungan sangat dinamis. Bank yang memiliki customer

base yang kuat, jaringan yang luas serta strategis pemasaran yang baik itulah yang akan

mampu terus bertahan di top three tabungan perbankan.